Pernah merasa sangat muak untuk menjalani hari-hari? Atau merasa jenuh dan kehilangan semangat sebagai manusia?
Mungkin hal yang membuat kalian lelah adalah karena kurangnya pengetahuan kalian untuk menempatkan prioitas kalian terlebih dahulu.
Memang, tak mudah untuk menentukan mana prioritas pertama dalam hidup kita. Namun, dengan membaca kisah inspiratif di bawah ini, mungkin kalian akan lebih mengerti.
Batu, Kerikil, dan Pasir
Di awal kelas filsafat di sebuah universitas, seorang professor berdiri dengan beberapa item yang terlihat berbahaya di mejanya.
Ia membawa sebuah toples mayonnaise kosong, beberapa batu, beberapa kerikil, dan pasir. Setiap mahasiswa mmandang benda-benda tersebut dengan penasaran.
Mereka bertanya-tanya, apa yang ingin profesir itu lakukan dan mencoba untuk menebak demonstrasi apa yang akan terjadi.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, professor mulai meletakkan batu-batu kecil ked alam toples mayonnaise satu per satu.
Para siswa pun bingung, namun professor tidak memberikan penjelasan terlebih dulu. Setelah batu-batu itu sampai ke leher tabung, professor lalu berbicara untuk pertama kalinya hari itu.
Ia sudah bertanya kepada siswa apakah mereka pikir toples itu sudah penuh. Para siswa sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh.
Professor lalu mengambil kerikil di atas meja dan perlahan menuangkan kerikil tersebut ked alam toples.
Kerikil kecil tersebut menemukan celah di antara batu-batu besark. Professor lalu mengguncang ringan toples tersebut untuk memungkinkan kerikil menetap pada celah yang ada di dalam toples.
Ia lalu kembali bertanya kepada para siswa apakah toples itu sedah penuh, dan mahasiswa kembali sepakat bahwa toples tersebut telah penuh.
Para siswa sekarang tahu apa yang akan professor lakukan selanjutnya, namun mereka masih tidak mengerti mengapa professor melakukannya.
Professor itu mengambil pasir dan menuangkannya ked alam toples mayones. Pasir, seperti yang diharapkan, mengisi setiap ruang yang tersisa dalam toples.
Sang professor untuk terakhir kalinya bertanya kepada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh, dan jawabannya sekali lagi adalah iya.
Profesor itu kemudian menjelaskan bahwa toples mayones adalah analogi untuk kehidupan. Dia menyamakan batu dengan hal yang paling penting dalam hidup, yaitu : Kesehatan, pasangan, anak-anak, dan semua hal yang membuat hidup yang lengkap.
Dia kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup nyaman seperti pekerjaan, rumah, dan mobil. Akhirnya, ia menjelaskan pasir adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting di dalam hidup.
Profesor menjelaskan, menempatkan pasir terlebih dahulu di toples akan menyebabkan tidak ada ruang untuk batu atau kerikil. Demikian pula, mengacaukan hidup dengan hal-hal kecil akan menyebabkan kalian tidak memiliki ruang untuk hal-hal besar yang benar-benar berharga.
Pean moral dari cerita ini adalah, perhatikan segala sesuatu yang penting demi kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan.
Luangkanlah waktu bersama dengan anak-anak dan pasagan kalian. Selesaikan pekerjaan kalian jika kalian sedang berada di kantor, jangan di saat kalian sedang berkumpul dengan keluarga.
Dendam terhadap seseorang tidak akan bermanfaat untuk kalian. Dapatkan prioritas kalian sekarang dan bedakan antara batu, kerikil, dan pasir.
Itulah sedikit cerita inspiratif mengenai Batu, Kerikil, dan Pasir yang akan lebih mengajarkan kita untuk membuat sebuah prioritas.
Ingat, prioritaskan hal hal yang hal paling penting dalam hidup. Lalu letakkan hal yang paling kurang penting dalam hidup. Semoga bermanfaat.